English French German Spain Italian Dutch Russian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 05 Februari 2011

Mengatasi Kolestrol Berlebihan Dalam Tubuh

Mendengar kata kolesterol, orang pasti menghubung- hubungkannya dengan penyakit-penyakit gawat. Dan, telah menjadi momok yang cukup menakutkan. Benarkan demikian?

Kolesterol merupakan zat esensial sejenis lemak yang berfungsi sebagai pembentuk hormon, asam empedu, membran atau kulit sel dan untuk mentralisir racun-racun di dalam tubuh. Dengan kata lain, kolesterol itu tetap dibutuhkan oleh tubuh. Hanya saja jika kadarnya melebihi standar normal akan menjadi pencetus timbulnya penyakit jantung, stroke dan penyakit-penyalit berbahaya lainnya.



Itulah sebabnya mengapa kolesterol dalam beberapa dekade terakhir ini menjadi isu yang cukup populer dalam bidang kesehatan. Terutama karena insidensnya yang terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kewaspadaan terhadap kolesterol sudah harus diperketat.
Pada dasarnya, kolesterol terbagi atas tiga golongan. Terutama HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) dan sumbernya adalah dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seperti daging, kuning telur dan produk-produk susu. Selain itu, tubuh sendiri pun membentuk kolesterol, yakni di dalam hati yang jumlahnya sekitar 150 mg per 100 ml darah.

Kolesterol LDL dikenal sebagai "kolesterol jahat" karena mengandung lemak jenuh yang banyak terdapat dalam makanan-makanan yang berasal dari hewani yang sangat aterogenik. Sedangkan HDL adalah kolesterol baik karena peranannya mengikis pembentukan plak aterosklerosis. Kolesterol yang berlebihan dalam darah terutama kolesterol LDL menyebabkan timbunan lemak atau plak pada di dinding pembuluh darah nadi yang menyebabkan pembuluh darah akan mengeras atau dikenal dengan ateroklerosis. Apabila jumlah kolesterol tidak terkontrol, dapat dipastikan bahwa terjadi penggumpalan pada dinding di dalam pembuluh darah. Akibatnya, perlahan namun pasti, pembuluh darah menyempit dan terjadilah serangan jantung koroner atau stroke.

Tingkat kolesterol berbeda satu dengan yang lain, menurut usia dan jenis kelaminnya. Secara umum, risiko penyakit pembuluh darah akan meningkat bila kadar kolesterol sudah melebihi 200 miligram per desiliter (mg/dl) serum darah dan tingkat koleterol yang aman adalah di bawah 200 mg/dl.
Pakar-pakar kesehatan menyarankan untuk melakukan pengukuran total kolesterol bagi mereka yang sudah memasuki 38 tahun. IN sangat berguna untuk menentukan ada tidaknya risiko terhadap kemungkinan penyakit pembuluh darah. Selain itu, trigliserida perlu diukur.

Apabila hasil pengukuran trigliserida menunjukkan di atas 250 mg/dl. Ini berarti Anda termasuk mempunyai risiko tinggi, terutama bila kadar kolesterolnya juga tinggi.

Jika Anda ingin tetap hidup sehat, maka saatnyalah langkah-langkah pencegahan dilakukan. Antara lain berhenti merokok, olah raga secara teratur, perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan, serta hindari makan makanan berlemak terutama yang mengandung lemak jenuh merupakan cara yang paling baik untuk menjaga tingkat kolesterol Anda.

Dalam hal pengobatannya, apabila setelah dalam kurun waktu tertentu (biasanya 3 bulan) diet rendah kolesterol yang direkomendasikan kurang menunjukkan hasil, maka para dokter akan menyertanya dengan obat-obatan. Salah satu obat penurun kolesterol yang direkomendasikan para pakar kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia adalah Pravastatin.

Studi dan penelitian pada lembaga-lembaga penelitian obat-obatan maupun rumah sakit di berbagai tempat di dunia menunjukkan bahwa pravastatin yang dikenal dengan merek dagang PRAVACHOL menunjukan efektivitas yang tinggi dalam menurunkan kadar kolesterol.
Dr. James Shepherd, penyelidik utama dari studi West of Scotland (WOS) berkeyakinan bahwa pravastatin menurunkan risiko penyakit jantung dan kematian tidak hanya pada mereka yang mempunyai penyakit jantung, tetapi juga di antara mereka yang mempunyai risiko tinggi terkena serangan jantung pertama.
Studi West of Scotland adalah merupakan tonggak sejarah di bidang penelitian kolesterol, karena melibatkan 6595 pasien laki-laki yang belum pernah mengalami serangan jantung. Suatu usaha pencegahan primer dengan jumlah pasien yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Studi WOS ini baru saja dipresentasikan. Pada pertemuan tahunan ahli jantung Amerika tanggal 15 Nopember 1995. Dari studi ini didapat hasil yang menakjubkan, bahwa dibanding plasebo/kontrol, dari 22% pasien yang diperkirakan meninggal karena penyakit jantung, terselamatkan.

Hal penting lainnya adalah 31% pasien yang diperkirakan akan mendapat serangan infrak miokard, ternyata terlindungi. "Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian lainnya. Manifestasi klinis sudah didapat pada 6 bulan setelah pravastatin diberikan," ujar Prof. Shepherd.

Related Post



0 comments:

CHATBOX

Entri Populer


  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP